Mariana Devi Ora, atau yang biasa disapa Mama De tak pernah menyangka bisa menemukan usaha baru yang diminati banyak orang. Sebelumnya, Mama De menjalankan sebuah usaha tas berbahan dasar tenun ikat asli Nusa Tenggar Timur (NTT). Di Tengah masa pandemi covid 19, omset penjualannya menurun drastis.
Bagaimana Mama De bisa memulai usaha barunya? Dan usaha apa yang dijalani Mama De? Ini semua berawal dari satu pertanyaan di sebuah formulir pendaftaran. Mama De adalah salah satu peserta Pelatihan Kewirausahaan (Training of Entrepreneur) di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pelatihan ini diselenggarakan oleh LKP UKMK Lembaga Konsultasi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi), sebagai bagian dari proyek Employment and Livelihood yang didanai oleh UN COVID-19 Response and Recovery Multi-Partner Trust Fund (UN MPTF). Proyek ini dijalankan oleh empat badan UN, yaitu ILO, UNDP, UNAIDS dan UNHCR.. Pelatihan yang menyasar anak muda serta perempuan ini membangkitkan niat dari Mama De untuk belajar dan merintis usaha baru.
Usaha baru Mama De adalah di bidang kuliner yakni Burger, dan diberi nama “Burger Mama De”.
Mama De memiliki peralatan membuat roti yang lengkap dan Ia rutin membuatkan roti untuk keluarganya. Ia pun terpikir, “Daripada hanya untuk makan keluarga, apa salahnya kalau dicoba untuk dijual?” Kemudian muncul ide untuk membuat burger isian yang sama yakni daging ayam, namun dengan roti beraneka rasa. Ada rasa original, pandan, coklat dan strawberry. Karena menurut Mama De, burger dengan roti aneka rasa belum pernah ada di Kota Kupang, sehingga Ia menjadi orang pertama yang merintis usaha ini.
Banyak ilmu yang didapatkan Mama De dalam pelatihan kewirausahaan. Melalui pelatihan ini, kaum muda, orang desa dilatih secara online untuk meningkatkan pendapatan mereka, baik yang merintis usaha baru maupun usaha yang sudah dijalankan. Perhitungan biaya per unit dan pemasaran adalah materi yang sangat disukai oleh Mama De. Menurut Mama De, selama mengikuti pelatihan lain, Ia belum pernah mendapat ilmu seperti ini, dan ini sangat membantu dalam menjalankan usahanya.
Setelah mengikuti pelatihan, Mama De terus menerapkan pengetahuan yang didapat saat pelatihan, khususnya tentang pemasaran. Ia melakukan pemasaran secara online, dengan mem-posting setiap produknya di Facebook dan juga Whatsapp. Selain produk, Mama De juga mem-posting testimoni dari para pelanggan. Hal ini menambah kepercayaan orang yang belum pernah mencoba burger Mama De. Bahkan ada salah satu pelanggan Mama De, ketika datang dari Sumba, langsung datang dan mencari burger Mama De, karena dirasakan sangat enak dan harganya sangat terjangkau.
Di akhir pertemuan ini, Mama De mengatakan “Harapan saya, agar usaha yang sudah saya rintis ini bisa berjalan dengan baik dan bisa berkembang, sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat NTT.” Bahkan pelanggan Mama De berharap agar Ia bisa membuka usahanya di Sumba. Mama De juga berharap agar masyarakat NTT yang belum punya pekerjaan dan masih mencari pekerjaan bisa menemukan apa bakat yang ada di dalam dirinya dan bisa dikembangkan untuk menjadi sebuah usaha yang mendatangkan pendapatan. “Intinya kita punya tekad, punya motivasi dan semangat dalam diri mari mencoba, jangan takut gagal, kalau gagal kita coba lagi,” ungkap Mama De.