Elis R. Ahmad, 36 tahun adalah seorang ibu rumah tangga yang juga menjadi tenaga honorer di PAUD Merpati, di Dusun Muara Kopi, Desa Saritani, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Bu Elis menangani kebutuhan administrasi sekaligus mengajar anak-anak usia dini di wilayahnya.
Penduduk dusun Muara Kopi yang didominasi oleh suku Gorontalo dan Jawa umumnya bekerja sebagai petani, baik petani lahan kering atau ladang maupun petani lahan basah atau sawah. Kondisi topografi dusun Muara Kopi berupa hamparan yang relatif rata dengan sedikit lokasi berbukit. Selain padi dan jagung, di sana juga terdapat banyak pohon kelapa, sehingga para ibu sudah terbiasa membuat minyak kelapa kampung.
Terasmitra melaksanakan pelatihan Pembuatan VCO dan Minyak Kelapa pada 9 hingga 11 Juli 2021 di Desa Saritani. Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek Employment and Livelihood, sebuah inisiatif bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia. Proyek ini didanai oleh UN COVID-19 Response and Recovery Multi-Partner Trust Fund (UN-MTPF) dan bertujuan untuk menyediakan kesempatan yang setara bagi anggota kelompok rentan untuk meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup mereka.
Ibu Elis merupakan salah satu peserta pelatihan. “Jujur saja, selama ini di dusun kami belum pernah ada kegiatan pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah desa, pemerintah daerah, ataupun dari organisasi lain. Jadi pelatihan ini yang pertama diselenggarakan di tempat ini,” ungkap Ibu Elis. Ia bersyukur karena mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan dari pelatihan ini.
Selama pandemi aktivitas penduduk sedikit terganggu karena ada pembatasan protokol kesehatan, termasuk kegiatan sekolah anak-anak. Usai mengikuti pelatihan, Ibu Elis mencoba mempraktekkan ilmu yang didapat bersama ibu-ibu di dusun Muara Kopi. Menurut Ibu Elis, para ibu cukup bersemangat untuk membuat VCO. Setelah sebelumnya sudah tahu cara membuat minyak kelapa kampung, ibu-ibu menjadi lebih mudah memahami proses pembuatan VCO yang hampir sama dengan pembuatan minyak kelapa kampung, hanya berbeda pada proses setelah menjadi santan. “Ibu-ibu di sini cukup antusias karena mengetahui bahwa kelapa tidak hanya bisa dibuat kopra dan minyak kelapa, namun juga bisa diolah menjadi VCO yang bermanfaat bagi kesehatan,” Ibu Elis menambahkan.
“Industri pengolahan akan berkontribusi besar bagi ekonomi setempat yang selama ini hanya bergantung pada penjualan bahan mentah. Kami berharap pelatihan peningkatan keterampilan dan kewirausahaan ini akan bermanfaat bagi para pemilik usaha atau mereka yang ingin terjun di bidang pengelolaan sumber daya lokal, seperti kelapa, di Gorontalo,” ujar Navitri Putri Guillaume, staf nasional ILO di Jakarta.
Saat ini Bu Elis dengan para ibu sudah mulai menjalankan usaha VCO di Dusun Muara Kopi. Terhitung setelah pelatihan, mereka sudah produksi sebanyak 3 kali. Pada produksi yang ketiga, mereka berhasil menghasilkan 600 ml VCO. VCO yang dihasilkan telah dititipkan ke desa lain dan sudah terjual sebanyak 12 botol dengan total harga Rp200.000.
Akan tetapi, masih ada beberapa kendala untuk mengembangkan usaha VCO. Bahan-bahan yang dibutuhkan memang sudah tersedia di sana, namun kendala jaringan internet juga menghambat proses pemasaran produk melalui internet. Sehingga saat ini pemasaran masih dititipkan pada desa tetangga. Meskipun demikian, Ibu Elis dan para ibu di dusun Muara Kopi tetap bersemangat merintis usaha ini. Selain bahan baku yang bisa diperoleh dengan mudah di wilayah mereka, manfaat VCO bagi kesehatan juga mendorong mereka untuk terus berusaha mengembangkan usaha ini.