Wirausaha muda dari NTT memenangkan Kompetisi Bisnis

Tiga peserta Pelatihan Kewirausahaan 1 dan Pelatihan Kewirausahaan 2 berhasil menjadi pemenang dalam Kompetisi Bisnis yang digelar Riwani Globe, Lembaga Konsultasi Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (LKP UKMK), dan ILO pada akhir 2021. Seri pelatihan dan kompetisi ini merupakan bagian dari proyek Employment and Livelihood, sebuah proyek bersama empat badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia. Proyek ini didanai oleh UN COVID-19 Response and Recovery Multi-Partner Trust Fund (UN MPTF).

Staf ILO untuk kewirausahaan, Budi Maryono, menjelaskan bahwa melalui proyek bersama tersebut, ILO menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan dan pendampingan bisnis bagi anggota kelompok rentan yang terkena dampak pandemi COVID-19, terutama di kawasan timur Indonesia. “Kami berharap melalui pelatihan-pelatihan ini, anggota kelompok rentan seperti perempuan, penyandang disabilitas, dan orang dengan HIV/AIDS mendapat kesempatan untuk meningkatkan pendapatan mereka, baik dari usaha yang telah dijalankan sebelumnya atau akan dimulai,” ujar Budi menjelaskan.

Para pemenang Kompetisi Bisnis ini telah menunjukkan ketangguhan mereka di tengah pandemi COVID-19. Berikut kisah mereka untuk bertahan dan terus mengembangkan usaha kecil mereka di tengah situasi yang penuh tantangan dengan bekal pengetahuan dari seri pelatihan kewirausahaan LKP UKMK dan ILO.

 

Ivone Mariani Bire – Pemenang Utama Kategori Pengembangan Bisnis

Pemilik I Craft Kupang Ivone Mariane Bire, 26 tahun, telah mulai berbisnis sejak ia duduk di bangku sekolah menengah pertama. Ia ingin memiliki uang saku tambahan dan mulai berjualan hasil prakarya seperti bunga dari kain flanel. Usaha perempuan asal Sabu, NTT, ini pun terus berlanjut hingga ia mulai berkuliah dengan bantuan beasiswa yang diterima dari Yayasan Karya Salemba Empat (Yayasan KSE.)

Ivone mengaku perjalanan dalam membangun usahanya tidaklah mulus. Banyak yang ragu bahwa ia akan berhasil dan menyarankannya untuk mulai bekerja sebagai pegawai kantoran. Ivone juga mengatakan bahwa ia kesulitan mendapatkan bantuan modal karena anggapan bahwa usahanya tidak menguntungkan.

“Saya merasa tertantang dan ingin membuktikan bahwa anggapan-anggapan tersebut tidaklah benar. Saya ingin dapat menunjukkan kepada para pemuda Indonesia, terutama di Kupang, bahwa saya dan usaha saya akan berhasil dan bisa membantu banyak orang,” kata Ivone. 

Kesempatan bagi Ivone mengembangkan usahanya datang secara tidak terduga. Ia diundang mengikuti Pelatihan Kewirausahaan yang digelar LPK UKMK Bersama ILO pada 17-19 Juni 2021. Awalnya, Ivone ragu untuk ikut serta dalam pelatihan tersebut. Terlebih pada saat bersamaan, ia tengah mengerjakan pesanan yang cukup besar.

“Saya memutuskan untuk ikut karena kesempatan ini mungkin tidak akan datang untuk kedua kalinya. Ternyata, materi pelatihan merupakan hal yang saya perlukan seperti cara mengembangkan business mindset, membuat dan memaparkan ide bisnis, pemasaran daring, menghitung biaya, dan membuat rencana bisnis sederhana,” kata Ivone.

Menurut Ivone, pengetahuan yang didapat dari pelatihan tiga hari tersebut memperkuat keyakinannya bahwa usaha kecil yang ia jalankan dapat membantu mewujudkan mimpi-mimpinya. Selain itu, pendampingan yang diberikan sebagai bagian dari pelatihan kewirausahaan ini membantu Ivone menerapkan pengetahuan barunya.

Beberapa bulan setelah pelatihan pertama, Ivone terpilih untuk mengikuti pelatihan lanjutan mengenai kewirausahaan yang diadakan Riwani Globe. Selama tiga hari, Ivone belajar mengenai pengelolaan usaha kecil, pemasaran lanjutan, pencatatan keuangan, perizinan, pemasaran online, dan program peningkatan pemahaman tentang HIV.

“Saya baru menyadari bahwa pencatatan keuangan dan pemasaran daring merupakan kunci menjalankan bisnis kecil namun kerap dilupakan,” kata Ivone. Sebagai tambahan, para trainer yang mendampingi Ivone membantunya mendapat lisensi bisnis resmi yang membuatnya semakin bersemangat untuk melanjutkan usahanya.

 

Soleman Wolla Mawo – Pemenang Utama Kategori Usaha Sosial

Pemimpin kelompok usaha Gollu Rade, Soleman Wolla Mawo, tertarik untuk memproduksi teh dari daun kelor setelah ia mengetahui manfaat daun tanaman tersebut bagi kesehatan, antara lain sebagai tambahan gizi dan mencegah stunting pada anak-anak. Ia menggalang para petani di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, untuk memulai usaha bersama sebagai salah satu upaya meningkatkan penghasilan mereka.

Sebelum Gollu Rade mulai membuat teh daun kelor, sebagian besar warga telah mengkonsumsi daun tersebut dengan cara memakan langsung atau memasaknya menjadi sayur. Soleman mengatakan ia berharap dapat membagikan kegunaan daun kelor kepada pasar yang lebih luas dengan mengolahnya menjadi teh.

Setelah mengikuti pelatihan kewirausahaan yang pertama, Soleman segera menerapkan pengetahuan baru yang ia dapatkan bersama Gollu Rade. “Pengetahuan dari pelatihan yang pertama seperti pemasaran dan cara menghitung biaya usaha sangat berguna bagi usaha kami. Kelompok kami segera mendiskusikan ulang strategi dan rencana bisnis kami berdasarkan pengetahuan tersebut,” ujar Soleman.

Pengetahuan mengenai pemasaran daring serta perizinan usaha yang didapat dalam pelatihan kedua pun tak kalah penting. Pendampingan selama kedua pelatihan tersebut, meski diselenggarakan secara online, turut membantu Soleman dan kelompok usaha Gollu Rade meninjau bisnis mereka.

Menurut Soleman, pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan dari seri pelatihan LKP UKMK dan ILO ini berperan dalam meningkatkan pendapatan kelompok usaha Gollu Rade. Sebelas petani yang menjadi anggota Gollu Rade mendapat pengetahuan dan pengalaman baru, kenaikan pendapatan yang membantu mereka membayar biaya sekolah anak-anak mereka, dan memenuhi kebutuhan gizi keluarga dari olahan daun kelor.

“Yang terpenting, kami bisa menunjukkan bahwa daun kelor dan produk turunannya telah memberi manfaat sosial bagi warga desa dan sekitarnya,” kata Soleman.

 

Rajo Hendrico –Pemenang Utama Kategori Inovasi Bisnis

Kerja keras, keyakinan, dan tanggung jawab adalah sejumlah hal yang dipercayai Rajo Hendrico, pemilik Uncu Make Up Artist di Kupang, NTT, sebagai kunci menuju keberhasilan. Dukungan dari keluarga dan mitra usaha juga sangat berharga bagi Rajo, seorang penyandang disabilitas, untuk menjalankan usaha rias wajah yang telah ia mulai sejak 14 April 2019.

Rajo mengikuti seri pelatihan kewirausahaan yang diadakan LKP UKMK dan Riwani Globe dengan tujuan untuk terus membangun bisnisnya. Menurut Rajo, cara mengembangkan ide bisnis, pemasaran, dan menghitung biaya usaha merupakan pengetahuan-pengetahuan terpenting yang ia dapat dari mengikuti pelatihan-pelatihan tersebut.

“Saya baru mengetahui perbedaan dari cara menghitung biaya untuk usaha manufaktur dan usaha berbasis jasa. Hal ini sangat berguna dalam penyusunan rencana bisnis saya,” kata Rajo

Selain itu, materi analisis bisnis, bauran metode pemasaran, penggunaan media sosial, dan pencatatan keuangan yang didapat dari pelatihan kedua juga membantu Rajo dalam menjalankan usahanya. Pendampingan selama pelatihan pun menambah semangat Rajo, baik dalam kehidupan maupun dalam berbisnis. Rajo mengatakan hadiah uang tunai yang didapat sebagai pemenang utama Kompetisi Bisnis di kategori Inovasi Bisnis akan digunakan sebagai modal usaha untuk membeli pakaian untuk disewakan dan melengkapi alat rias miliknya.

“Saya sadar bahwa semua ini hanya permulaan dan jalan saya masih panjang. Saya akan terus mencari kesempatan untuk tumbuh dan mengembangkan bisnis ini,” kata Rajo